Minggu, 03 April 2011

Hanya Mati

kujalani hidupku ini,
tiada yang abadi
semua harta milik diri,
tiada yang sempurna

kutangisi duniaku ini,
tiada yang berarti
segala yang t'lah kualami,
tiada yang sempurna

kurayapi jalanku ini,
tak rata penuh duri
serasa gagal dalam diri,
tak puas akan hasil

kuratapi nasibku ini,
tak riba penuh rugi
segala yang kukehendaki,
tak lepas angan adil

kupandangi neraca ini,
yang miskin dan yang kaya
semua keluh kesah diri,
tak lain iri hati

kuulangi neraka ini,
yang kalah dan yang menang
segala yang kan kuhadapi,
tak lain hanya mati

Jumat, 25 Maret 2011

Cerah Hidup Baru

Hari ini setelah aku membaca buku
"I can (not) Hear you"
aku mendapatkan satu pelajaran penting
buat kehidupanku, yaitu

" Jangan terus menerus bertanya
mengapa semuanya ini terjadi,
melainkan berfikirlah
apa yang akan anda
lakukan selanjutnya."

aku sadar buku ini mau mengajar
kan aku untuk jangan memandang ke belakang
ketika kamu melanjutkan kehidupanmu.
segala sesuatu ada saatnya, dimana
kita harus maju terus
tanpa melihat kebelakang,
ada saatnya
kita harus berefleksi dan
melihat apa saja yang terjadi selama ini.

disini maksudnya bukan mau
mengajarkan kita untuk tidak
menghargai sebuah proses yang membentuk
kita saat ini, tapi mau mengajarkan
bahwa kita didalam menjalani kehidupan
harus selalu fokus kedepan, dengan segala
apa yang ingin kita capai dan cita kita.

seperti seorang ilmuwan
yang menemukan sebuah benda yang
saat ini membantu kita dalam menjalani
kehidupan kita.
pada saat mereka menciptakan benda itu
ada komitmen yang harus mereka pegang
dalam diri, yaitu
" Jangan Pernah Takut untuk Gagal"

seperti Thomas Alfa Edison yang
menemukan lampu untuk
menerangi hidup kita saat malam,
juga mengalami beratus-ratus kali
kegagalan dalam percobaanya.
disini bukanlah kegagalan yang ingin
ditunjukkan kepada dunia, tapi
kita patut mencontoh
dari kegigihan dan kepercayaan dirinya
dalam mengejar sesuatu.

hidup ini ada bukan untuk
disesali sepanjang waktu, tetapi untuk
terus menerus dijalani dengan
refleksi tentang apa
yang sudah dijalani sampai saat ini.

terus berjuang untuk
menjalani hidup!
"Tu ne quaesieris, quamdiu viveret, sed quaero quid feceris hactenus."
(Jangan bertanya seberapa lama kamu hidup, tapi bertanyalah apa yang sudah kamu perbuat selama ini.)


Kamis, 17 Maret 2011

unitas et undosolubilitas

malam ini aku merasakan sedih sekaligus senang
perasaan yang bertolak belakang
namun saling terkait satu dengan yang lain.
setiap kali ada kesedihan ,, pasti akan selalu dibalas
dengan kebahagiaan.

malam ini aku hidup ditemani kilau bintang malam,
deru angin yang tak pernah berhenti bernyanyi,
kelompok paduan suara jangkrik yang terus
melantunkan suara indahnya, dan sembilan temanku
yang terpaku dimeja belajar dimana masa depan mereka
ditentukan.

kuperhatikan mereka semua dengan
segala kesibukan untuk mempersiapkan ulangan
yang akan dihadapinya besok.
pikiranku berjalan tanpa arah, lalu berkata
' Awalnya, semua meja yang ada disekitarku ini
penuh dengan temanku. waktu tanpa perasaan
tega mengikis perlahan semuanya dari hadapanku.
teman yang diubah oleh waktu menjadi
keluargaku perlahan memilih jalan kehidupannya
sendiri dan pergi meninggalkan aku. apakah
orang-orang yang dekat dengan diriku semua
juga akan dilahap sang waktu?'

pikiran liar itu sejenak menyingkirkan aku dari
indahnya malam itu, menuju kenyataan yang
berat untuk diterima oleh diri.
tetapi aliran pikiranku mengarah pada sebuah refleksi
yang bagi aku adalah pesan dari Tuhan-ku.
pikiranku berkata ' proses ini berguna untuk
kedewasaanku. Apakah aku mau bergantung
pada orang lain selalu? apakah aku mau hanya mengikuti
arus yang ada?
hidupku ada ditanganku. mereka semua yang ada di
sekeliling aku hanyalah pendukung jalannya kehidupanku.
proses kedewasaan ku ini berguna bagi masa depanku
dikemudian hari.
ketika aku belajar untuk mandiri, mengerjakan dan mempersiapkan
segalanya sendiri, belajar menentukan pilihan
hidup sendiri, dan dapat menentukan baik dan
benarnya sendiri, itulah hasil dari pengalaman
dan proses kedewasaanku.

dari sinilah aku sadar bahwa dibalik
pengalaman yang sedih, jika kita berani untuk
melihat kebelakang , pasti akan ada kebahagiaan.
hal ini bagaikan dua sisi yang ada di uang koin.
satu dan tak terpisahkan. unitas et undosolubilitas.
satu pelajaran tentang kehidupan yang sekali lagi
Tuhan-ku ajarkan lewat malam yang indah ini.
dan nilai ini akan terus aku pakai untuk kehidupanku kedepan.

Tuhan, ajarlah aku untuk dapat terus
menangkap ajaran-ajaran tentang kehidupan
yang Kau berikan untukku , yang serbesit dalam
kejadian-kejadian, dan segala bentuk pengalaman yang
aku jalani dalam hidupku ini.
sehingga aku dapat menjadi hambamu yang berguna
dan dapat terus menjalani kehidupan sesuai dengan
rahmat dan kasih-Mu yang selalu hadir dalam hatiku.

Jumat, 11 Maret 2011

goresan abu penghapus beban

hari rabu abupun telah kita lewati. awal
yang harus dijalani oleh umat kristiani
untuk menjalani penantian
akan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
ketika kita menerima abu
yang diberikan imam pada perayaan rabu abu
secara jelas ingin mengatakan bahwa kita
orang yang berdosa.
goresan abu di dahi kita
menjadi lambang keberdosaan kita dan itu adalah
hal yang tidak bisa kita pungkiri dalam dunia ini.
pada masa prapaskah ini sekali lagi,
tanpa merasa bosa sedikitpun Tuhan memberikan
pengampunan kepada kita semua.
tinggal bagaimana sekarang kita
mau membalas rahmat Tuhan yang tidak ternilai
oleh hal apapun yang ada didunia ini.

pertanyaan yang kita bisa refleksikan untuk
kehidupan kita dalam masa prapaskah ini adalah
'apakah kita mau mempersembahkan diri
kita yang penuh dosa kepada Tuhan
atau kita mau memberikan diri
kita yang terbaik untuk hari kebangkitan Tuhan?'
memang tidak bisa
kita akan seratus persen terlepas dari dosa.
manusia sedikit ataupun besar pasti selalu melakukan dosa
dengan segala kekhilafannya.

Tuhan memberikan kesempatan kepada
kita pada masa prapaskah ini untuk membersihkan diri.
goresan salib dari abu daun palma yang diberkati itu
adalah simbol yang nyata atas penghapusan dosa
dan ajakan Tuhan agar kita
kembali kepada-Nya dan jalan-Nya yang lurus.
dengan berpantang dan berpuasa
adalah kesempatan yang Tuhan berikan
kepada kita untuk menahan emosi dan mengendalikan diri.

Tuhan selalu mengatakan
' Janganlah mukamu murung ketika kamu berpuasa ataupun berpantang.
berusahalah untuk bersikap biasanya.' dan ketika kamu memberikan
pertolongan kepada orang
jangan diketahui oleh orang disisi mu,
sebab Tuhan berkata, ' Apa yang diperbuat tangan kananmu,
jangan sampai diketahui oleh tangan kirimu'. biarlah hanya Tuhan Allahmu
yang mengetahuinya. dan kebaikan kamu akan dibalas
didalam surga ketika
kamu mendapatkan kehidupan yang kekal dan abadi bersama-NYa.'

Minggu, 06 Maret 2011

Jejak Kaki

Semalam aku bermimpi sedang berjalan menyisir
pantai bersama Tuhan.
Di cakrawala terbentang adegan kehidupanku. Pada
setiap adegan , aku melihat dua pasang jejak kaki di
pasir, sepasang jejak kakiku, dan sepasang lagi jejak
kaki Tuhan. Setelah adegan terakhir dari
kehidupanku, terhampar di hadapanku, aku menoleh
ke belakang, melihat jejak kaki di pasir. Aku
memperhatikan bahwa berkali-kali sepanjang jalan
hidupku, terutama pada saat-saat paling gawat dan
mencekam, hanya terdapat sepasang kaki saja.
Hal ini benar-benar membuat aku sangat kecewa.
Maka aku bertanya kepada Tuhan,
"Tuhan, dimanakah Engkau?"

Engkau mengatakan, bila aku memutuskan untuk
mengikat Engkau, Engkau akan berjalan bersama
aku sepanjang jalan hidupku. Namun, aku
memperhatikan, bahwa pada saat-saat paling gawat
dan beban berat menindas diriku, hanya terdapat
sepasang jejak
kaki saja, dan aku tidak mengerti mengapa waktu aku
sangat membutuhkan Engkau, justru Engkau
meninggalkan aku?
Tuhan menjawab,
"Anak-Ku, Engkau sangat berharga di
mata-Ku, Aku sangat mengasihi Engkau
dan Aku tidak akan meninggalkan engkau. Pada
waktu engkau dalam bahaya dan
dalam penderitaan, engkau hanya melihat
sepasang jejak kaki saja, karena pada
waktu itu Aku menggendong kamu."

Jumat, 25 Februari 2011

Tuhan penolongku

Dikala ku duduk sendiri
hanya berteman sedih di hati
kau datang panggil namaku
untuk ikut jalanmu

lalu coba menjalani
jalan hidup yang telah kaupilih
tetapi banyak rintangan
yang menghadap di hadapanku

oh Tuhan, tolonglah aku
beri jalanmu
aku tak sanggup lagi
hadapi panggilan ini

haruskah ku pergi Tuhan
dari jalanmu
kini tolonglah aku
sebab engkau penolongku

kemana ku harus melangkah
karna engkau tumpuan hidupku
tunjukkan jalan bagiku
hantar aku pada jalanmu


Minggu, 28 November 2010

love of my life - Queen

Love of my life, you hurt me,
You've broken my heart, and now you leave me.

Love of my life can't you see,
Bring it back bring it back,
Don't take it away from me,
Because you don't know what it means to me.

Love of my life don't leave me,
You've stolen my love now desert me,

Love of my life can't you see,
Bring it back bring it back,
Don't take it away from me,
Because you don't know what it means to me.

You will remember when this is blown over,
And everythings all by the way,
When I grow older,
I will be there at your side,
To remind you how I still love you
I still love you.

Hurry back hurry back,
Don't take it away from me,
Because you don't know what it means to me.

Love of my life,
Love of my life.

More lyrics: http://www.lyricsfreak.com/q/queen/#share

Senin, 27 September 2010

Litani Pastur Serba Salah.......

Memang jadi Pastor itu susahnya minta ampun. Nah coba kita lihat sejenak fakta unik yang menegaskan bahwa jadi imam memang tak mudah...



Kalau pastornya muda, dibilang masih blo'on.
Kalau pastornya tua, sebaiknya pensiun saja.
Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.
Kalau khotbahnya cepat, "Kok, kayak kereta ekspres".
Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.
Kalau terlambat, "Idiih, pastornya malas".
Kalau di kamar pengakuan menasehati, katanya banyak omong.
Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap.
Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tidak punya pendirian.
Kalau mengikuti pendapat sendiri, dicap diktator.
Kalau keuangan paroki mepet, katanya pastor tak pintar usaha.
Kalau ngomongin soal uang, dibilang mata duitan.
Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga.
Kalau mengunjungi keluarga, "Kapan sih pastornya misa lingkungan?"
Kalau pastor tak ada di pastoran, dicap tukang ngeluyur.
Tapi kalau selalu ada, dibilang pastor kurang pergaulan.
Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang "Masa kecil kurang bahagia".
Kalau memperhatikan Mudika, giliran orang tua ngegosip.
Kalau nonton TV, dibilang enak-enakan.
Kalau tidak, dibilang enggak mengikuti zaman.
TAPI, KALAU PASTORNYA MATI, SIAPA YANG MAU GANTI?